Wednesday 6 November 2013

Memilih Power Supply (PSU) Yang Tepat

Kebanyakan pengguna PC lebih mementingkan penggunaan processor, video card, RAM, ataupun komponen lainnya yang digunakan pada sistemnya. Semua ingin menggunakan komponen yang berkualitas, namun untuk PSU sering terlupakan. PSU yang menjadi penyuplai tenaga untuk semua komponen PC juga sangat penting untuk diperhatikan.

Power supply sering dianggap menjadi bagian yang remeh dalam pemilihan komponen PC. Buktinya bisa ditanyakan langsung kepada penjual PC rakitan. Tidak jarang seseorang menginginkan PC yang hebat, dengan pilihan processor terkini, motherboard terhebat, dual video card, RAM gigabyte, dengan harddisk kapasitas ekstra tercepat. Semua dari merk ternama.

Namun untuk pembelian power supply, hanya sekadar mengandalkan yang tersedia dari PC case. Atau mengetahui beban maksimal yang dapat ditangani. Bahkan untuk membeli sebuah power supply seharga kisaran US$100 terkadang sudah menjadi pertimbangan sendiri. Padahal bagian terpenting yang menyuplai daya pada sistem Anda, mengambil peranan sangat penting. Kami ajak Anda untuk mengenalnya lebih dekat dan menjelajahi power supply. Semua ini mungkin berubah, setelah membaca pembahasan kali ini.

Apakah Power Supply Itu?

Pada dasarnya power supply termasuk dari bagian power conversion. Power conversion sendiri terdiri dari tiga macam: AC/DC Power Supply, DC/DC Converter, dan DC/AC Inverter. Power supply untuk PC sering juga disebut sebagai PSU (power supply unit). PSU termasuk power conversion AC/DC. Fungsi utamanya mengubah listrik arus bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN). Menjadi arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC.Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini:

Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.
Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih “bersih”, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperature kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.
Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efi siensi 100%.

Konversi AC ke DC

Untuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan. Pertama dengan linear power supply. Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana. Setelah listrik AC dari line input di-stepdown oleh transformer, kemudian dijadikan DC secara sederhana dengan rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk meratakan tegangan.

Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang diinginkan, meski daya output yang dibutuhkan bertambah. Linear power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter sederhana. Ia memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya pada tingkat power conversion dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah dibutuhkannya ukuran transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar. Tingkat efi siensi konversi yang rendah (sekitar 50%), juga menyebabkannya mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.

Switching Power Supply

Power supply untuk PC membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang minim dan tegangan yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk hal ini. Maka digunakan metode switching power supply. Jauh lebih kompleks, tapi menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih besar. Kelebihan utama pada kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga. Pulse Width Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk mengendalikan tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output.

Ia dapat bekerja dalam selang waktu singkat, hanya dalam hitungan microsecond. Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai berikut. Input listrik AC 220V via rectifi er (diubah ke DC), filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan rangkaian PFC (power factor correction). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk lebih meratakan tegangan.

Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan fi eld-effect transistor (biasanya oleh MOSFET). Metal-oxide semiconductor fi eld-effect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan sisi input transformer berfungsi sebagai on-off switch. Ia akan mengomunikasikan (feedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa sinyal PWM. Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal.

Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan tegangan output power supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM dengan adanya perubahan tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input transformer. Hasil akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal (DC 12V).

Switching power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tinggi lagi). Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang diinginkan tidak akan lebih dari 33 microsecond. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan frekuensi yang sama dari line AC input (50 Hz untuk Indonesia).

Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?

Banyak pengguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiraan perhitungan daya listrik yang digunakan. Khususnya untuk hubungannya dengan power supply. Perlu digaris bawahi di sini adalah power supply tugasnya adalah menyediakan catudaya yang dibutuhkan oleh system. Artinya, jika power supply yang digunakan memiliki supply daya 550 W, sedangkan komponen dalam system hanya membutuhkan catuan daya 350 W, maka daya yang dibutuhkan power supply hanya 350 W (dikalikan power factor).

Menggunakan power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power supply yang bekerja (jauh) di bawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih maksimal, tanpa harus mengeluarkan panas yang berlebihan.

Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat berpengaruh dengan power factor. Makin rendah power factor, tingkat efi siensi dari power supply juga semakin rendah. Artinya akan butuh makin banyak input daya untuk menghasilkan daya yang sama, dibandingkan power supply yang memiliki power factor yang lebih baik. Karena dalam proses konversi AC ke DC menjadi lebih efektif, dan makin sedikit daya yang terbuang menjadi panas. Menggunakan power supply dengan tingkat efisiensi yang baik, jelas dapat mengurangi pengeluaran. (PCMedia)

sumber: http://www.untukku.com/artikel-untukku/tips-memilih-power-supply-yang-tepat-untuk-komputer-anda-untukku.html

Kesimpulan:
PSU merupakan komponen yang sangat utama dalam sebuah PC, jika tidak ada PSU maka tidak ada listrik yang mengaliri CPU. Komponen ini banyak orang yang tidak mengerti dan kurang menghargai dalam perangkat apapun, padahal bila rusak maka system dalam CPU tidak dapat digunakan. Jika PSU yang dipakai user dengan kualitas kurang maka komponen lainnya akan berjalan dengan kuang maksimal, bahkan komponen lainnya akan mengalami kerusakan. 
Hal yang harus diperhatikan untuk memilih CPU adalah tentukan besar daya yang dibutuhkan dalam sebuah CPU, pilihlah PSU yang berdaya utuh/pure,  modular, ketahanan PSU dan periksa jumlah Rel (Fuse).

Isi dari Iphone 5s dan Cara Membongkar Iphone 5s

Siapa sih yang ga kenal iPhone? Ya,iPhone 5S resmi diluncurkan, spesifikasi yang ditawarkan oleh Apple pada smartphone flagship terbarunya tersebut kabarnya meningkat cukup signifikan. Mulai dari prosesor, sistem keamanan, kamera, dan beberapa komponen didalamnya meningkat hingga 2x lipat dibanding pendahulunya yakni iPhone 5.

Namun seperti apakah isi jeroan iPhone 5S? Untuk mengetahuinya secara detail tentu kita harus membongkar habis seluruh body alumimium iPhone 5S untuk melihat komponen apa saja yang ada didalamnya. Untung, iFixit sudah melakukan bongkar habis iPhone 5S warna emas milik mereka.

Alhasil, seluruh komponen yang dipasang pada smartphone tersebut bisa dilihat dengan jelas. Menurut mereka, iPhone 5S masih cukup sulit untuk dibongkar atau dirakit kembali layaknya iPhone versi sebelumnya. Penasaran seperti apa komponen iPhone 5S? Simak video dan foto lengkapnya dibawah ini:

1. Tahap sebelum dibongkar


2. Komponen Iphone 5s


3. Komponen yang masih menempel pada casing


4. Processor iphone


5. Mesin Iphone 5s


6. Keseluruhan Komponen



Cara membongkar Iphone 5s
(Penulis tidak bertanggung jawab apabila ada kerusakan. Disini saya hanya share cara membongkar iphone 5s)
1. Tahap Pertama


2. Tahap Kedua


3. Tahap Ketiga


4. Tahap Ke-Empat


5. Tahap Ke-Lima


6. Tahap ke-Enam

Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/524ac224ffca179c1c000004

Kesimpulan: 
Untuk Iphone 5s ini mengalami perubahan dari si pendahulunya yaitu iphone 5, terlihat dari baterai yang mengalami perubahan bentuk juga amperenya. Iphone 5 memiliki 1440mAH sedangkan Iphone 5s ini lebih besar yaitu 1570mAH. Selain itu Iphone 5s ini menanamkan prosesor A7 64-bit sebagai diklaim sebagai prosesor yang tercepat pada saat ini. 
menurut sumber yang pertama kali membongkar smartphone ini yaitu iFixit, iPhone 5S masih cukup sulit untuk dibongkar atau dirakit kembali layaknya iPhone versi sebelumnya.



Tuesday 5 November 2013

Cara Kerja Jaringan Wireless

Jaringan wireless adalah jaringan yang menghubungkan dua komputer atau lebih dengan menggunakan sinyal radio. Lantas bagaimana sih cara kerja jaringan wireless? Melalui tulisan ini kita akan coba memahami cara kerja jaringan wireless. Terdapat tiga buah komponen yang dibutuhkan jaringan wireless untuk dapat mengirim dan menerima data yaitu sinyal radio (radio signal), format data (data format) dan struktur jaringan (network structure). Dalam jaringan komputer kita mengenal adanya tujuh lapisan OSI (Open System Interconnection) yaitu :
  1. Physical layer (lapisan fisik)
  2. Data-link layer (lapisan katerkaitan data)
  3. Network layer (lapisan jaringan)
  4. Transport layer (lapisan transportasi)
  5. Session layer (lapisan sesi)
  6. Presentation layer (lapisan presentasi)
  7. Application layer (lapisan aplikasi)

Masing-masing dari ketiga komponen yang telah disebutkan sebelumnya berada dalam lapisan yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda. Sebagai contoh : sinyal radio (komponen pertama), bekerja pada physical layer. Lalu format data mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio. Lebih jelasnya, cara kerja jaringan wireless dapat diibaratkan seperti cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data, komponen-komponen wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima data, komponen-komponen wireless tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana sinyal radio dapat diubah menjadi data digital? Prinsip dasar yang digunakan pada teknologi jaringan wireless ini sebenarnya diambil dari persamaan yang dibuat oleh James Clerk Maxwell di tahun 1964. Dalam persamaan itu, dengan gamblang dan jelas Maxwell berhasil menunjukkan fakta bahwa, setiap perubahan yang terjadi dalam medan magnet itu akan menciptakan medan-medan listrik. Dan sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam medan-medan listrik itu akan menciptaken medan-medan magnet. Lebih lanjut Maxwell menjelaskan, saat arus listrik (AC atau alternating current) bergerak melalui kabel atau sarana fisik (konduktor) lainnya, maka, beberapa bagian dari energinya akan terlepas ke ruang bebas di sekitarnya, lalu membentuk medan magnet atau alternating magnetic field. Kemudian medan magnet yang tercipta dari energi yang terlepas itu akan menciptakan medan listrik di ruang bebas, yang selanjutnya akan menciptakan medan magnet lagi, lalu medan listrik lagi, medan magnet lagi, dan seterusnya, hingga arus listrik yang asli atau yang pertama terhenti (terputus). Bentuk energi yang tercipta dari perubahan-perubahan ini disebut dengan radiasi elektromagnetik (electromagnetic radiation), atau biasa kita kenal sebagai gelombang radio. Itu artinya, radio dapat didefinisikan sebagai radiasi dari energi elektromagnetik yang terlepas ke udara (ruang bebas). Alat yang menghasilkan gelombang radio itu biasa disebut transmitter. Sedangkan alat yang digunakan untuk mendeteksi dan menangkap gelombang radio yang ada di udara biasa disebut receiver. Agar kedua alat ini (transmitter dan receiver) lebih fokus saat mengirim, membuat pola gelombang, mengarahkan, meningkatkan, dan menangkap sinyal radio, ke dan dari udara, maka diperlukan alat lain, yaitu antena. Berkat persamaan dari Maxwell, transmitter, receiver, serta antena, yang kemudian disatukan dalam semua peralatan jaringan wireless itulah, maka komputer bisa berkomunikasi, mengirim dan menerima data melalui gelombang radio, atau biasa disebut dengan jaringan wireless.

sumber: http://danniish.blogspot.com/2013/03/cara-kerja-jaringan-wireless.html

Kesimpulan:
Perkembangan teknologi saat ini memang sangat pesat, hampir setiap hari pasti akan ada teknologi baru yang diciptakan. Baik dari teknologi hardware maupun software. Hal ini untuk menunjang setiap kebutuhan orang banyak agar mempermudah pekerjaan manusia. Dalam hal ini saya akan membahas tentang teknologi wireless. Sebagaimana kita tahu wireless adalah teknologi non-kabel yang menggunakan sinyal radio yang diberisi pendukungnya itu adalah sinyal OSI yaitu Physical layer (lapisan fisik), Data-link layer (lapisan katerkaitan data), Network layer (lapisan jaringan), Transport layer (lapisan transportasi), Session layer (lapisan sesi), Presentation layer (lapisan presentasi) dan Application layer (lapisan aplikasi). Lapisan ini sangat menunjang satu sama lain agar jaringan wireless ini dapat digunakan sebagaimana fungsinya.