Thursday 19 April 2012

Manusia dan Pandangan Hidup

IDEOLOGI

Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.
Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.
Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.


Artikel IDEOLOGI
IDEOLOGI PERUT

Maraknya korupsi di Indonesia penyebabnya hanya satu; ideologi perut belum selesai. Orang miskin sudah teruji menahan lapar, mereka terbiasa makan satu hari sekali. Coba, lihat, para koruptor. Mereka adalah yang notabene perutnya kenyang. Aneh kan, orang yang kenyang justru menjadi koruptor kelas kakap.

Ini artinya apa? Persoalan bangsa yang sangat mendasar adalah, para elit politik, politisi, penguasaha, dan birokrat harus bisa mengerem diri saat kenyang. Perut yang kenyang ternyata bukan jaminan tidak korupsi, tidak merampas uang rakyat, dan tidak tergoda dengan bujuk rayu untuk mengkhianati bangsa dengan memakan uang rakyat.

Contoh nyata dan ini hanya terjadi di Indonesia. Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Riau, Syafro Maizal, yang notabene berkecukupan, masih mencuri uang sebesar Rp1 juta. Ironisnya, perbuatan maling itu, saat ia antre di ATM. Berarti ia memiliki uang simpanan. Loh, kenapa ia masih maling punya orang lain, dengan dalih untuk membantu seorang ibu yang ada di ATM, namun diketahui ATMnya macet tidak bisa keluar.

Menurut hemat saya, ideologi perut adalah perut yang siap puasa saat tak berpunya. Ideologi perut adalah berempati dengan penderitaan sesama. Perut berideologi menjadikan kekayaan bukan sebagai alat untuk menimbun harta. Jabatan tidak dijadikan dalih, untuk mengeruk lebih banyak harta untuk sebuah prestise sosial, yang sesungguhnya perbuatan itu lebih hina atau sama hinanya dengan hewan yang melakukan hubungan intim ditengah kerumunan orang.

Coba bayangkan, hanya karena perut kenyang, yang mana menurut salah satu dalil islam, kekenyangan temannya syetan itu benar adanya. Gayus Tambunan karena kekenyangan ia pun menjadi terdakwa mapia pajak. Nazaruddin yang melakukan dugaan suap dalam kasus Wisma Atlet, karena kekenyangan sehingga serakah membabi buta membagi harta. Anas Urbaningrum karena perut kenyang, sehingga hasrat menulisnya mati suri, dan tertawar untuk coba-coba masuk dalam lingkaran kekuasaan yang korup.

Nah, perut kenyang itu memang tidak baik, apalagi kekenyangan. Makanya, saya menganjurkan bangsa ini, untuk memahami perut bisa diperlakukan secara proporsional. Makan secukupnya, itu anjuran. Makan lebih dari itu sehingga kekenyangan dan masuknya bisikan syetan bisa jadi diharamkan.

Saya yakin dan percaya, korupsi di negeri ini tidak akan pernah selesai, apabila perut para politisi—yang dewasa ini menjadi trend tersangka korupsi—belum berideologi. Perutnya masih berhasrat untuk kekenyangan, sehingga menimbun harta dengan cara yang tak etis. Maka dari itu, menjadi sebuah keniscayaan ideologi perut menjadi lebih penting dari sekedar ideologi pancasila yang abstrak. Ideologi perut adalah perasaan yang sensitif dengan rayuan dan bujukan khususnya untuk melakukan korupsi. Coba kompasianer lihat, kenapa para koruptor di negeri ini perutnya gendut? Yak arena mereka kekenyangan dan tidak sehat. Banyaknya makanan haram yang masuk ke perut, maka produk apapun yang keluar dari mulutnya, dan perbuatan yang dilakukanpun pasti tidak akan jauh dari tindakan yang berbau korupsi.
(sumber: 

Komentar Saya:

Ya memang kalo seseorang yang rakus selalu merasa lapar, tak peduli apa yang dia makan dan dari mana makanan yang dia dapat. 
dia hanya memakan sampai dia kenyang, dan bahkan dia tak mempunyai rasa lapar. hal ini sama seperti halnya KORUPTOR yang haus akan Rupiah.
dia tidak memikirkan uang haram yang dia makan, tidak memikirkan nasib rakyat kecil, tidak memikirkan sumber uang, dan bahkan tidak ingat dosa dan mati
contoh nyata yang terjadi di Indonesia dalam berita " Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Riau, Syafro Maizal, yang notabene berkecukupan, masih mencuri uang sebesar Rp1 juta"
tidak masuk akal sekali orang yang berkecukupan masih saja mencuri. anggota dprd mencuri?
Ini aib dari negara ini yang sangat memalukan sekali anggota DPRD mencuri uang di ATM dengan berdalih segala macam.
menurut saya Ideologi Perut adalah ideologi yang memikirkan sesama manusia bukan yang hanya memikirkan diri sendiri tapi disekelilingkita kelaparan.
Hidup ini bukan hanya di Dunia saja, jika kita membicarakan hal hina tentang Korupsi memang tak ada Ujungnya.
mendingan kta perbaiki diri kita agar kita peduli dengan lingkungan kita dan agar tidak selalu 'lapar' akan rupiah
Kita juga agar selalu mengingatkan kepada orang-orang sekitar kita agar tidak salah jalan dan selalu sadar diri ketika kita diberi amanah oleh orang lain terutama diberi amanah oleh rakyat.
Benar orang bilang "Suara Rakyat adalah Suara Tuhan"

No comments:

Post a Comment