Friday, 1 November 2013

Pengabdian Anak Perempuan



Ada seorang ibu muda yang mempunyai gadis kecil berusia satu setengah tahun. Mereka tinggal bertiga bersama mama dari ibu tersebut. Ibu muda ini sangat membenci putri semata wayangnya itu. Penyebabnya adalah bukan karena perbuatan gadis kecil itu. Bukan karena ia nakal atau tidak bisa diatur, akan tetapi karena gadis kecil itu berparas sama dengan mantan suaminya, ayah gadis kecil itu. Ketika ia sedang mengandung sang bayi(gadis kecil itu), suaminya pergi meninggalkan dan menikah dengan wanita lain. Ketika gadis kecilnya lahir dengan paras menyerupai papanya, sang ibu pun sangat membencinya.Sang gadis hanya diberi makan seadanya. Sehari-hari neneknyalah yang menjaga dan mengurusnya. Walau hidup dalam kebencian mamanya, gadis kecil itu tidak merengek dan tidak juga

Suatu sore yang mendung sang ibu ingin membeli suatu keperluan di sebuah pasar swalayan. Kebetulan sore itu sang nenek tidak ada di rumah. Maka dengan perasaan jengkel ia mengajak putrinya keluar juga. Dengan sepeda motor ia boncengkan gadis kecilnya di belakang. Sedikitpun ia tidak menghiraukan keselamatan gadis kecilnya. Ia hanya berpesan kepadanya untuk berpegangan erat, kalau tidak nanti mama pukul.Beberapa menit kemudian sampailah mereka di sebuah swalayan. Sang ibu pun memarkirkan sepeda motornya dan meninggalkan gadis kecilnya di tempat duduk sepeda motor dan berpesan :

“Kamu harus duduk disini saja ( jok sepeda motor yang di belakang), mama mau beli sesuatu, kamu jangan kemana-mana!!.”

Dengan wajah ketakutan dengan lingkungan yang tidak ramah dan suara mamanya yang keras tidak mempunyai kasih sayang maka dia menganggukan kepalanya. Sang ibu dengan santai berjalan meninggalkan anaknya begitu saja menuju ke dalam pasar tanpa belas kasih sedikit pun terhadap putrinya. Ketika berada di dalam pasar, ia membeli segala keperluannya tanpa memikirkan keadaan anaknya di luar sana yang menantikannya.


Setengah jam kemudian ia menuju ke luar pasar dan ketika melihat keluar rupanya hujan deras telah jatuh ke bumi. Dengan jaket menutupi kepala kemudian dia menuju ke pelataran parkir dan meliha anaknya tidur di jok sepeda motor dengan diterpa hujan deras. Setelah mendekat anaknya, dengan wajah marah ia memaki gadis kecil tersebut.

“Mama tadi kan sudah bilang kamu harus duduk diam di sini, di jok bagian belakan ini!!!” Tapi kamu kok malahan tidur di jok motor ini. Dasar kau anak tidak diri!!!”


Sembari mengangis, dengan suara yang lemah dan menggigigl kedinginan, sang gadis kecil berkata kepada ibunya :
“Mama.. aku takut tempat duduk mama basah kehujanan, jadi aku tiduri di atasnya agar mama pulang nanti tidak kebasahan”.

Ucapan sang putri ini ibarat petir yang menyambar dirinya. Tak dapat dibendung air mata sang ibu yang tak kenal belas kasih itu pun berderai. Ia langsung mendekap erat-erat putrinya. Dalam hati ia berkata ,” Walau aku membenci dan sering kali menghardiknya, sedikit pun tiada dendam yang tersimpan dihatinya.” Sang ibu pun menyesali perbuatannya selama satu setengah tahun terhadap gadis kecilnya. Perbuatan gadis kecil itu telah menggugah hati mamanya yang selama ini begitu membencinya.

No comments:

Post a Comment