Wednesday 14 March 2012

Manusia dan Cinta Kasih

Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Definisi Cinta
Cinta adalah satu perkataan yang mengandungi makna perasaan yang rumit. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
·         Perasaan terhadap keluarga
·         Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
·         Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
·         Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
·         Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
·         Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
·         Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
·         Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
·         Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme

Terminologi
Penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun demikian perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:
Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia
Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape
Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge

Etimologi
Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
·         Perasaan
·         Pengenalan
·         Tanggung jawab
·         Perhatian
·         Saling menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: Care, Responsibility, Respect, Knowledge (CRRK), muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggungjawab pada si anak. Sementara tanggungjawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan dll pada sikap otoriter.


Artikel Mengenai tentang cinta
Janganlah pernah mengemis cinta. Cinta sejati tidak bertepuk sebelah tangan. Jangan pernah membangun hubungan cinta di atas perasaan takut. Dalam cinta tidak ada ketakutan, sebaliknya keberanian, sejahtera dan penguasaan diri.
“Aku pernah patah hati berkali-2, menangis berhari-2, menyesalinya berbulan-2, tapi akhirnya bahagia bertahun-2 krn menikah dengan ”tulang-rusukku”. (Julianto Simanjuntak)
Tak jarang kami menerima klien yang mengalami patah hati. Ada yang patah hati karena ditolak saat menyatakan cinta untuk pertama kali. Ada juga mereka yang hubungan cintanya diputuskan sepihak oleh sang pacar.
Reaksi orang yang cintanya ditolak atau diputuskan beragam. Ada yang Malu dan kecewa. Kadang disertai perasaan marah dan sedih. Ini normal, apalagi saat  tahu, bahwa sang pacar sudah mendapatkan gandengan baru. Pada beberapa kasus disertai perasaan putus asa hingga depresi dan ada juga sampai bunuh diri.

Naksir itu Normal
Jika anda tertarik pada seorang gadis atau sebaliknya, itu wajar. Naksir adalah perasaan normal saat Anda mulai memasuki usia remaja. Sebab itu seiring dengan masa puber dan bertumbuhnya hormon seksual. Namun apakah perasaan suka dan tertarik itu langsung disampaikan pada yang bersangkutan?  Ohhh tunggu dulu. Anda perlu menimbang  dengan bijak, apakah sahabat Anda itu juga punya perasaan yang sama.
Cinta itu mengikat dua hati. Cinta sejati tidaklah bertepuk sebelah tangan. Cinta itu tidak melulu emosi atau perasaan. Cinta melibatkan logika dan kehendak.

Alarm Cinta
Cinta punya tanda. Jika tidak ada tanda-tanda, sebaiknya tunda dulu menyatakannya. Cinta sejati bisa menguasai diri. Lalu kapan dong menyatakan perasaan itu? Tunggu waktu yang tepat. Tunggu saat dimana sahabat Anda itu menunjukkan respon bahwa diapun memperhatikan Anda. Saya menyebutnya   “alarm” cinta.
Bagaimana caranya tahu? Biasanya perasaan cinta nampak dari beberapa hal. Dia suka memandang kita baik langsung atau diam-diam. Dia suka menghubungi Anda langsung atau via sarana komunikasi lainnya. Senang bertemu Anda dan bercakap-cakap. Kadang dia memberikan sesuatu barang atau makanan kesukaanmu. Memberikan Perhatian saat Anda sakit atau ulangtahun. Sepertinya Anda istimewa dimatanya.
Jika Anda suka, dan ada tanda-tanda dia juga suka dengan Anda baru pertimbangkan untuk menyampaikan perasaan itu.

Bila Cinta Anda Ditolak
Bila anda menyampaikan perasaan sayang atau cinta, harap menyiapkan diri andai cinta anda ternyata ditolak. Kenapa?
Jangan lupa sebagian sahabat menaruh perhatian kepada  kita, bukan karena dia mau menjadi pacar kita. Tetapi  dia hanya merasa cocok atau nyambung dengan kita. Atau dia merasa Anda sebagai kakak atau Abang yang baik. biasanya sahabat Anda akan menolak dengan baik.
Yang lebih menyakitkan adalah jika tidak ada tanda-tanda Saudara langsung nembak sasaran. Bisa-bisa yang bersangkutan menolak dengan ketus, dengan nada merendahkan. Nah, semoga anda tidak mengalami hal ini.
Jika cinta ditolak wajar Anda menjadi sedih, kecewa dan marah. Semua perasaan itu wajar saja. Perasaan tertolak adalah salah satu pengalaman menyakitkan bagi siapapun. Namun yang terpenting apakah Anda membiarkan diri  terus menerus dirundung kekecewaan, kesedihan dan kemarahan. Atau Anda berusaha bangkit kembali, dan mencoba menata ulang perasaan, hidup dan masa depan.

Bila Cinta Diputuskan Sepihak
Hal yang lebih sakit adalah saat anda sudah berpacaran sekian lama, kemudian diputuskan sepihak oleh pacar. Reaksi umum adalah sedih, kecewa dan marah.
Harus Anda sadari bahwa pacaran adalah masa saling mengenal dan belum mengikat. Jika salah satu dari kalian merasa tidak cocok, wajar saja dia memutuskan hubungan. Termasuk jika dia ternyata  menemukan cowok atau cewek yang lebih oke daripada Anda.
Jika dia memutuskan itu artinya dia  tidak mencintai Anda lagi. Pertanda bahwa  dia tidak merasa cocok lagi dengan  Anda. Jangan pernah mengemis cinta. Cinta sejati memberi tanpa diminta. Jadi jika cinta pasangan anda sudah tawar, dan dia pindah ke lain hati maka lebih baik   menahan diri.
Cinta sejati dalam pacaran mentautkan dua hati.  Tidak boleh hanya satu yang mencintai. Tidak boleh anda memaksakan cinta  Anda untuk diterima. Jangan sampai  Anda  mengancam pacar Anda. Itu tanda Anda tidak matang.
Intinya, jangan pernah membangun hubungan cinta di atas perasaan takut. Dalam cinta sejati tidak ada ketakutan. Yang  adalah keberanian, sejahtera dan penguasaan diri.

Membuka Lembaran Baru
Jika relasi kita retak dan patah apa yang kita lakukan? Saya meminjam istilah Samuel Mulia di Kompas Minggu 3 Juli, janganlah punya mental pengelem. Relasi atau hubungan itu laksana sebuah gelas. Kadang lebih baik kita membiarkannya pecah daripada mencoba melukai diri sendiri dengan berusaha memperbaikinya seperti sedia kala.
Tulisannya yang berjudul “Patah” mengajak kita belajar berani melihat keretakan hubungan,  kemudian membiarkannya patah/pecah. Lalu mengajak kita melanjutkan perjalanan baru. Jangan menjadi pengelem, yang berusaha melem ulang keretakan hubungan.  Kita akan lelah sendiri membenahi keretakan itu.
Kenapa tidak “membeli” gelas baru. Gelas yang memberi harapan dan semangat baru. Asal kita bijak memilih gelas baru tersebut. Intinya Jangan buang energi Anda secara sia-sia hanya untuk melem hal yang tak mungkin lagi dilem.
Dalam penutupnya Samuel berkata: ” Saya harus belajar berani kehilangan dan berani menempuh sebuah perjalanan baru meskipun untuk kehilangan selalu saja bisa terjadi. Membiarkan itu patah juga supaya saya tidak egois, supaya teman saya itu bisa bahagia. Karena upaya saya menyambungkan kembali belum tentu membahagiakannya.”

Nah, jika Anda diputuskan pacar maka  belajarlah menerima kenyataan ini sambil berpengharapan menatap masa depan. Bahwa sesungguhnya ada calon teman hidup terbaik yang disiapkan-Nya bagi Anda. Hanya perlu sedikit kesabaran. Biarlah rasa sedih, sakit, pahit, marah dan kecewa Anda alami sesaat. Menangislah sepuasnya sekarang daripada Anda menderita  selamanya.

Pendapat saya:
Cinta itu memang membuat orang terlena dibuatnya, terkadang juga cinta dapat membuat seseorang kapok untuk jatuh cinta kembali, mungkin ini dikarenakan pengalaman cinta-cinta sebelumnya kelam. Apa lagi jika orang yang kita sayangi (pacar) berpaling dari kita dan tiba-tiba bergandengan tangan dengan kekasih yang lainnya.
Seperti artikel diatas, yang memberi solusi bagaimana kita bangkit jika kita putus dari pacar dan mencari seseorang yang lebih baik dari kemarin.

Naksir Itu memang normal
Ya, setiap insan pasti pernah merasakan naksir meskipun dia telah mempunyai pasangan, apalagi yang masih namanya single pasti ada perasaan ingin memiliki orang yang ditaksirnya

Alaram Cinta
Pengungkapan rasa sayang itu memang berat sekali, apalagi jika seseorang belum terbiasa menyatakan rasanya kepada orang lain, ada waktu-waktu tertentu untuk anda mulai menyatakan perasaan ke orang yang anda kasihi tersebut. Jangan terburu-buru dan jangan juga terlalu lama untuk anda menyatakan perasaan tersebut.

Bila cinta ditolak
Ketika anda sedang ingin menyatakan perasaan anda ke orang yang anda kasihi dan orang yang anda sayangi tersebut menolak anda dengan beberapa alasan, tenang. Mungkin itu awal dari keberhasilan untuk mencoba dan mencoba kembali. Jangan sampai menyerah apalagi merasa kapok.

Bila cinta diputuskan sepihak
Ya terkadang jika kita tidak tahu dimana letak kesalahan kita terkadang pacar anda memutuskan begitu saja tanpa alasan yang jelas, ingat jika terjadi demikian hadapi dengan kepala dingin, bukan dengan emosi yang nantinya berakhir fatal

Membuka lembaran baru
Ini solusi terbaik menurut saya karena lembaran baru itu kan kosong, putih dan bersih ini artinya bukalah/rajutlah hubungan baru anda dengan dan jangan memikirkan hubungan tempo-tempo hari dengan mantan anda yang mungkin kelam.

cinta memang dapat seseorang terlena tapi tolong jangan salah persepsi mendefinisikan cinta. Terkadang sepasang kekasih menyimpulkan cinta itu disamakan dengan nafsu semata, dan akhirnya merusak masa depan kedua belah pihak.


Nama : Sonny Sumarna
Npm : 26111859
Kelas : 1KB03

Tuesday 13 March 2012

Manusia dan Kebudayaan

Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
sumber:
 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya


Berikut artikel yang mengenai tentang budaya:
Budaya Ragu, Malu, dan Pekewuh dalam Tradisi Jawa
Masih tertarik untuk membicarakan tradisi dan budaya jawa dan segala yang ada didalamnya. Selain karena saya sendiri adalah seorang truly javanian, juga budaya jawa memberikan banyak sekali pembelajaran yang sayang untuk tidak kita ambil sebagai hikmah dalam kehidupan kita. Dan kalau dalam kesempatan artikel sebelumnya saya banyak berbicara tentang unggulnya budaya Jawa, kali ini saya sedikit mengupas tentang satu tema, yang barangkali sebagai orang Jawa, apalagi jawa tulen, kita masih memilikinya. Yang akan saya bicarakan dalam tulisan saya kali ini adalah beberapa sifat yang cenderung ‘negatif’ yang masih dimiliki oleh orang jawa. yaitu sikap ragu – ragu mengambil keputusan, malu – malu padahal mau, dan sikap pekewuh.
Yang pertama yang akan saya bahas adalah sikap pekewuh dalam menyikapi sesuatu. Pekewuh kalau saya bahasakan dalam bentuk yang lebih sederhana adalah sikap tidak enak hati, budaya pekewuh ini biasa tercermin dalam ungkapan silih asah, silih asih, dan silih asuh, serta sedulur, selembur, sekasur membuat orang jadi enggan menyakiti hati atau menyengsarakan orang lain. Atau dalam pemaknaan lain, Pekewuh adalah perasaan tidak enak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu kepada orang lain karena takut menyinggung atau memberi kesan kurang sopan dan tidak menyenangkan.
Sebenarnya budaya pekewuh ini ketika diejawantahkan untuk hal – hal yang baik sih tak masalah, tetapi yang masalah, akhir – akhir ini kita sering menjumpai politik ewuh pekewuh, baik dari yang terkecil dilingkup desa atau kampung kita, atau yang besar di negara kita tercinta. Sebenarnya kalau rasa pekewuh ini digunakan untuk hal – hal yang positif, misalnya pekewuh karena orang yang terlalu baik kepada kita, dan kita pekewuh untuk tidak berbuat baik kepadanya, ini menjadi tidak apa – apa. Akan tetapi ketika sifat pekewuh ini juga berlaku ketika orang yang berbuat baik melakukan kesalahan, dan kita menjadi pekewuh untuk menegurnya, nah ini, ini yang perlu dan harus dihindari, agar sifat pekewuh itu disesuaikan pada tempatnya.
Yang kedua saya ingin membicarakan masalah keragu – raguan sikap yang kadang masih saja ada didalam jiwa para javanian, para orang jawa, dan sikap ini saya langsung korelasikan dengan sifat malu – malu tapi mau, ragu, malu – malu tapi mau, ini beberapa juga masih ada dan mengkarakter dalam diri orang Jawa. kalau kita ambil pemaknaan kata ragu dalam kamus besar bahasa Indonesia,skep-tis artinya kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dsb): contohnya; penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Walaupun sebenarnya sikap – sikap seperti ini baik dalm kondisi tertentu, tetapi belum tentu juga baik dalam kondisi yang lainnya.
Misalnya, suatu ketika dalam percakapan saya dengan salah satu teman akrab dan juga teman dekat saya, saya sebenarnya hanya ingin membantu saja memberikan buku yang dia minta, tetapi dia menjadi bingung, jadi diterima atau ditolak pemberian dari saya itu, sehingga melahirkan kebingungan yang mendalam dalam dirinya, padahal saya sangat yakin dia itu sebenarnya sangat mau. Nah lho, kalau ragu – ragu, malu – malu tapi mau ini tidak kita tempatkan pada tempatnya, akan menjadikan kita bingung, dan kebingungan – kebingungan inilah yang nanti menimbulkan efek – efek tidak baik dalam diri kita. Bolehlah kita sebagai orang Jawa mememlihara sifat – sifat tersebut, pekewuh, malu, dan lain sebagainya, tetapi memang dalam kondisi tertentu, sifat – sifat tersebut saya kira kurang pas untuk diterapkan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terpenting dalam hidup kita.
Menjadi orang jawa seutuhnya, dengan segala budaya yang ada didalamnya itu wajib untuk kita internalisasikan dalm keseharian kita sebagai orang Jawa. Memelihara keluhuran budaya Jawa dan segala hal yang ada didalamnya itu menjadi suatu keharusan bagi kita orang Jawa, namun kadang, kitapun harus menjadi orang Batak, kitapun kadang harus jadi orang betawi, harus jadi orang Manado dalam beberapa hal. Walaupun saya yakin bahwa budaya Jawa itu memiliki keunggulan, tetapi dalam beberapa aspek kita harus belajar dari mereka, orang Batak yang kadang tak ragu mengambil keputusan, ataupun orang manado atau Bugis yang tak malu – malu untuk mengungkapkan segala sesuatunya, ataupun kita harus belajar pula kepada mereka – mereka yang diluar sana. Karena bagi saya pribadi, prinsip belajar sebelum memimpin itu selalu menjadi inspirasi untuk terus berkarya. Akhirnya selamat mengambil hikmah dari budaya dan tradisi Jawa, selamat menginspirasi Indonesia.
Oleh : Raden Mas Panji Anom Kaliwinong (Dwi Purnawan)
sumber:
http://sosbud.kompasiana.com/2012/03/13/budaya-ragu-malu-dan-pekewuh-dalam-tradisi-jawa/

Pendapat:
Menurut saya kenapa sih masih saja malu untuk membawa budaya asli kita dalam kehidupan modernisasi? Atau mungkin takut disebut katrok? Takut disebut ga update?
Lalu kalo demikian kenapa beberapa orang dengan bangganya mengenalkan budaya asing ke kehidupan bermasyarakat? Apa itu yang disebut ‘gaul’? apa itu yang disebut update?
Justru itu anda melupakan asal usul anda. Dari mana anda? Dari budaya mana anda dilahirkan? Dimana asal anda?
Hal ini pun seperti artikel diatas tentang javanian yang tersebar di segala Indonesia dan mungkin masyarakat perkotaan besar yang malu untuk sekedar berbicara dengan bahasa daerahnya beberapa orang lebih menggunakan bahasa Inggris untuk beriteraksi secara non formal, misalnya dengan teman atau kerabatnya.
Saya sangat setuju sekali dengan kebijakan Universitas Indonesia yang memakai baju batik setiap hari Kamis. Itu merupakan upaya untuk mengingatkan kembali budaya asli Indonesia yang dahulu batik sempat di klaim oleh Negara tetangga.
mungkin sebagian masyarakat Indonesia akan mengakui budayanya sendiri setelah budayanya diakui oleh negara lain.
Ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk mempelajari budaya asli Indonesia, akhir-akhir ini soalnya banyaknya bangsa asing yang mempelajari budaya asli Indonesia
Seperti film The Last Samurai seorang samurai yang memperjuangkan budaya Jepang aslinya tetapi kaisar jepang akan mempelajari budaya asing dan pada endingnya si kaisar Jepang mulai mengerti arti asal muasal itu tersendiri.
 jadi jangan takut untuk membawa budaya kita di dalam masyarakat modernisasi




Nama : Sonny Sumarna
NPM : 26111859
Kelas : 1KB03
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
sumber:
 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya


Berikut artikel yang mengenai tentang budaya:
Budaya Ragu, Malu, dan Pekewuh dalam Tradisi Jawa
Masih tertarik untuk membicarakan tradisi dan budaya jawa dan segala yang ada didalamnya. Selain karena saya sendiri adalah seorang truly javanian, juga budaya jawa memberikan banyak sekali pembelajaran yang sayang untuk tidak kita ambil sebagai hikmah dalam kehidupan kita. Dan kalau dalam kesempatan artikel sebelumnya saya banyak berbicara tentang unggulnya budaya Jawa, kali ini saya sedikit mengupas tentang satu tema, yang barangkali sebagai orang Jawa, apalagi jawa tulen, kita masih memilikinya. Yang akan saya bicarakan dalam tulisan saya kali ini adalah beberapa sifat yang cenderung ‘negatif’ yang masih dimiliki oleh orang jawa. yaitu sikap ragu – ragu mengambil keputusan, malu – malu padahal mau, dan sikap pekewuh.
Yang pertama yang akan saya bahas adalah sikap pekewuh dalam menyikapi sesuatu. Pekewuh kalau saya bahasakan dalam bentuk yang lebih sederhana adalah sikap tidak enak hati, budaya pekewuh ini biasa tercermin dalam ungkapan silih asah, silih asih, dan silih asuh, serta sedulur, selembur, sekasur membuat orang jadi enggan menyakiti hati atau menyengsarakan orang lain. Atau dalam pemaknaan lain, Pekewuh adalah perasaan tidak enak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu kepada orang lain karena takut menyinggung atau memberi kesan kurang sopan dan tidak menyenangkan.
Sebenarnya budaya pekewuh ini ketika diejawantahkan untuk hal – hal yang baik sih tak masalah, tetapi yang masalah, akhir – akhir ini kita sering menjumpai politik ewuh pekewuh, baik dari yang terkecil dilingkup desa atau kampung kita, atau yang besar di negara kita tercinta. Sebenarnya kalau rasa pekewuh ini digunakan untuk hal – hal yang positif, misalnya pekewuh karena orang yang terlalu baik kepada kita, dan kita pekewuh untuk tidak berbuat baik kepadanya, ini menjadi tidak apa – apa. Akan tetapi ketika sifat pekewuh ini juga berlaku ketika orang yang berbuat baik melakukan kesalahan, dan kita menjadi pekewuh untuk menegurnya, nah ini, ini yang perlu dan harus dihindari, agar sifat pekewuh itu disesuaikan pada tempatnya.
Yang kedua saya ingin membicarakan masalah keragu – raguan sikap yang kadang masih saja ada didalam jiwa para javanian, para orang jawa, dan sikap ini saya langsung korelasikan dengan sifat malu – malu tapi mau, ragu, malu – malu tapi mau, ini beberapa juga masih ada dan mengkarakter dalam diri orang Jawa. kalau kita ambil pemaknaan kata ragu dalam kamus besar bahasa Indonesia,skep-tis artinya kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dsb): contohnya; penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Walaupun sebenarnya sikap – sikap seperti ini baik dalm kondisi tertentu, tetapi belum tentu juga baik dalam kondisi yang lainnya.
Misalnya, suatu ketika dalam percakapan saya dengan salah satu teman akrab dan juga teman dekat saya, saya sebenarnya hanya ingin membantu saja memberikan buku yang dia minta, tetapi dia menjadi bingung, jadi diterima atau ditolak pemberian dari saya itu, sehingga melahirkan kebingungan yang mendalam dalam dirinya, padahal saya sangat yakin dia itu sebenarnya sangat mau. Nah lho, kalau ragu – ragu, malu – malu tapi mau ini tidak kita tempatkan pada tempatnya, akan menjadikan kita bingung, dan kebingungan – kebingungan inilah yang nanti menimbulkan efek – efek tidak baik dalam diri kita. Bolehlah kita sebagai orang Jawa mememlihara sifat – sifat tersebut, pekewuh, malu, dan lain sebagainya, tetapi memang dalam kondisi tertentu, sifat – sifat tersebut saya kira kurang pas untuk diterapkan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terpenting dalam hidup kita.
Menjadi orang jawa seutuhnya, dengan segala budaya yang ada didalamnya itu wajib untuk kita internalisasikan dalm keseharian kita sebagai orang Jawa. Memelihara keluhuran budaya Jawa dan segala hal yang ada didalamnya itu menjadi suatu keharusan bagi kita orang Jawa, namun kadang, kitapun harus menjadi orang Batak, kitapun kadang harus jadi orang betawi, harus jadi orang Manado dalam beberapa hal. Walaupun saya yakin bahwa budaya Jawa itu memiliki keunggulan, tetapi dalam beberapa aspek kita harus belajar dari mereka, orang Batak yang kadang tak ragu mengambil keputusan, ataupun orang manado atau Bugis yang tak malu – malu untuk mengungkapkan segala sesuatunya, ataupun kita harus belajar pula kepada mereka – mereka yang diluar sana. Karena bagi saya pribadi, prinsip belajar sebelum memimpin itu selalu menjadi inspirasi untuk terus berkarya. Akhirnya selamat mengambil hikmah dari budaya dan tradisi Jawa, selamat menginspirasi Indonesia.
Oleh : Raden Mas Panji Anom Kaliwinong (Dwi Purnawan)
sumber:
http://sosbud.kompasiana.com/2012/03/13/budaya-ragu-malu-dan-pekewuh-dalam-tradisi-jawa/

Pendapat:
Menurut saya kenapa sih masih saja malu untuk membawa budaya asli kita dalam kehidupan modernisasi? Atau mungkin takut disebut katrok? Takut disebut ga update?
Lalu kalo demikian kenapa beberapa orang dengan bangganya mengenalkan budaya asing ke kehidupan bermasyarakat? Apa itu yang disebut ‘gaul’? apa itu yang disebut update?
Justru itu anda melupakan asal usul anda. Dari mana anda? Dari budaya mana anda dilahirkan? Dimana asal anda?
Hal ini pun seperti artikel diatas tentang javanian yang tersebar di segala Indonesia dan mungkin masyarakat perkotaan besar yang malu untuk sekedar berbicara dengan bahasa daerahnya beberapa orang lebih menggunakan bahasa Inggris untuk beriteraksi secara non formal, misalnya dengan teman atau kerabatnya.
Saya sangat setuju sekali dengan kebijakan Universitas Indonesia yang memakai baju batik setiap hari Kamis. Itu merupakan upaya untuk mengingatkan kembali budaya asli Indonesia yang dahulu batik sempat di klaim oleh Negara tetangga.
Seperti film The Last Samurai seorang samurai yang memperjuangkan budaya Jepang aslinya tetapi kaisar jepang akan mempelajari budaya asing dan pada endingnya si kaisar Jepang mulai mengerti arti asal muasal itu tersendiri.
 jadi jangan takut untuk membawa budaya kita di dalam masyarakat modernisasi