Thursday, 29 March 2012

Manusia dan Keindahan

Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “G,a-ris Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu ber­asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.

Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:

1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :

  •  keindahan seni
  •  keindahan alam
  •  keindahan moral
  •  keindahan intelektual.


2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dellgan se:gala sesuatu yang diserapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, me~punyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.


Pengelompokan-pengelompokan pengerian keindahan
dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).

Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.

2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan

Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang lain.

Artikel yang berkaitan dengan keindahan

KEINDAHAN PANTAI LEGIAN



Pantai Legian, lebih dari 2 dasawarsa menjadi pusat perhatian bule yang berkunjung ke Bali. Dia mirip pantai Kuta karena memang bertetangga. Ada ombak lembut yang cocok untuk selancar. Ada pasir putih yang pas untuk berjemur matahari dan ada pula sunset yang memikat untuk dinikmati saat melesak masuk peraduannya di senja hari.
Di musim penghujan atau wet season seperti sekarang ini pantai sepanjang 1 km itu toh tetap menampilkan keindahan tersendiri. Ada begitu banyak sampah ranting kering, dahan bambu dan plastik yang menghempas pantai sejak seminggu belakangan ini. Payung, meja dan kursi serja jajaran surfing yang biasa kita saksikan sejak pagi sampai sore hilang digantikan oleh pemandangan yang menakjubkan itu.
“Seperti lukisan abstrak, kita mesti melangkah hati hati karena kalau menginjaknya akan merusak lukisan selain merusak kaki,” ungkap Vonny, 21 tahun bule asal Perth yang libur di Legian sampai Pebruari nanti.
Harapannya untuk mandi matahari dan nonton sunset di pantai Legian pupus sudah. Berganti dengan suasana usai perang tapi menurutnya masih menyisakan keindahan tersendiri. Tak ada kesan jijik atau sebal dikalangan wisatawan yang berkunjung ke Lagian. Vonny malahan berjanji akan datang lagi tahun depan untuk mendapatkan suasana yang melankolis disertai angin kencang dan serbuan sampah ini.
“Jarang di tempat wisata lain di dunia kita mendapati suasana yang meruyak sesak sampah seperti ini, saya sudah ke Thailand, Vietnam, pantainya bersih sepanjang tahun disini suasananya jadi sungguh amat seru,” tambahnya.

Beberapa wisatawan yang berkeliaran pagi hari di pantai Legian tak mempermasalahkan petugas pantai yang biasanya mengelola kebersihan. Mereka malahan dengan keasyikan tersendiri mengabadikan keindahan sampah yang bak lukisan abstrak itu. Diantaranya malahan seperti prihatin karena sampah itu tentu membuat pengelola pantai jadi mendapatkan kesulitan untuk mengendalikan serbuan sampah.
“Mungkin mereka sudah kehabisan tenaga waktu dan fikiran untuk memecahkan masalah sampah yang setiap tahun berulang ini, mereka mungkin malahan sedang merenung dan introspeksi diri kenapa ada serbuan sampah,” ungkapnya.
Penjaja payung dan penyedia meja untuk berjemur juga sudah hengkang sejak akhir tahun lampau. Mereka sudah mencium gelagat pantai Legian akan diserbu sampah lebih dahsyat ketimbang tahun sebelumnya dan pasti dalam waktu sebulan atau lebih. Anton, Beny, Candra, Darto dan Edy semuanya balik kampung.
Ada yang ke Jember, Lumajang, Medan atau Bandung. Mereka merasa tak perlu ikut menanggung resiko rugi karena pada musim angin barat Legian akan masuk masa paceklik. Begitu juga ratusan pedagang yang biasa menjajakan bikini, monte, topi rajutan dan aneka macam makanan kecil lainnya sudah sejak seminggu meliburkan diri.
“Buat apa datang ke pantai yang diserbu sampah dari laut itu, lebih baik tiduran atau nongkrong nonton tv dirumah,” ungkap Warsini, 38 tahun pedagang bikini di pantai Legian.
Di beberapa bagian ada pula alat berat yang menyisir sampah dedaunan, tapi karena jumlah sampah yang mencapai ribuan ton mereka tentu kewalahan. Akhirnya mereka membiarkan saja sampah itu berserakan dan membuat pantai Legian menjadi menampilkan suasana yang lain dari biasanya.
Di depan Blue Ocean yang terkenal sejak 40 tahun lampau itu masih terlihat payung berkibar tapi bule tak kunjung datang untuk berjemur seperti biasanya.
“Angin kencang dan ombak kacau dan matahari tertutup mendung sungguh tak nyaman untuk bersantai,” ungkap Wendy, 22 tahun bule asal Sidney yang berlibur sampai awal Pebruary nanti. Selama seminggu di Legian dia cukup puas hanya berjalan disela sampah kayu kering plastik dan dedaunan yang membuat pantai Legian seperti menampilkan lukisan abstrak.
Yang menanggung untung adalah Tuminem, Poninten, Suliyem dan Markonah pemulung yang panen raya sejak seminggu ini di pantai Legian. Dia memungut sampah plastik berupa botol minuman, kaleng bier dan pecahan ember yang ikut terseret bersama timbunan sampah.
Dia tak bisa menikmati keindahan sampah yang bak lukisan abstrak itu. Tangannya dengan sigap menjemba apa saja yang ada dihadapannya terutama yang berbahan plastik.
“Kadang dapat satu karung, kadang dua karung, sekilonya bisa 2000 rupiah untuk plastik,” tuturnya. Dalam sehari dia bisa tiga kali bolak balik ke tempat penampungan sampah dekat rumah kosnya di Seminyak Bali.
Bila hari biasa mereka harus berkeliling sejak subuh hari ke berbagai tempat dengan berjalan kaki, sekarang mereka leluasa mendapatkan sampah plastik tanpa perlu susah payah. Keindahan itu memberinya rejeki nomplok.

Komentar saya:
Saya sangat prihatin sekali tentang sampah-sampah ranting-ranting pohon, plastik dan dahan bambu yang berserakan di Pantai Legian. Dimana Pantai Legian ini yang elok tentang pesona alamnya, pasir putih yang sangat memikat hati, terik matahari yang pas sekali untuk wisatawan internasional maupun lokal yang bertujuan untuk menjemur di pinggiran pantai, Sunsetnya yang amat begitu indah dan Obaknya pun pas untuk berselancar.
Musim penghujan yang dikambing hitamkan atas kejadian ini, mungkin menurut saya kesiapan petugas pantai dan dinas kebersihan harus berbenah diri atas kejadian ini. Jika Pantai Legian ini bersih akan mendatangkan wisatawan mancanegara dan akan mendatangkan investor. Para penikmat sekitar pantai pun harus sadar diri agar tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menambah kotornya Pantai Legian.
Banyak wisatawan mancanegara yang gigit jari karena tidak bisa menjemur akibat hal ini, seperti contoh Vonny, 21 Tahun asal Perth dan Wendy, 22 Tahun asal sydney yang tidak bisa menghabiskan liburan di pantai ini. 
Tidak hanya Wisatawan mancanegara yang tidak dapat menikmati Pantai Legian ini, Masyarakat yang setiap harinya mengais rejeki di pantai ini. Diantaranya yang berjualan Bikini, Topi Pantai, Tukang Pijat dan pedagang kecil lainnya.
Mereka memilih berdiam diri dirumah sambil mengerjakan pekerjaan rumah, bersantai bahkan ada yang pulang ke kampung halamannya dari pada berjualan dikarenakan jika mereka berjualan itu percuma dikarenakan pengunjung pantai yang setiap harinya mengalami penurunan jumlahnya.
Banyak beberapa kalangan yang sangat prihatin atas kejadian ini.
Jika ini terus menerus didiamkan dan tidak ada response yang serius dari pemerintah maka devisa negara kita akan turun kembali.
Ayooo berbenah untuk menciptakan Pantai Legian yang indah nan elok 

No comments:

Post a Comment